Kanker serviks merupakan kanker ganas yang terbentuk dalam jaringan serviks (organ yang menghubungkan uterus dengan vagina). Ada beberapa tipe kanker serviks. Tipe yang paling umum dikenal adalah squamous cell carcinoma (SCC), yang merupakan 80 hingga 85 persen dari seluruh jenis kanker serviks. Infeksi  Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu faktor utama tumbuhnya kanker jenis ini.
Tipe-tipe lain kanker serviks seperti adenocarcinoma, small cell carcinoma, adenosquamous, adenosarcoma, melanoma dan lymphoma,merupakan tipe kanker serviks yang langka yang tidak terkait dengan HPV. Beberapa tipe kanker yang telah disebutkan, tidak dapat ditanggulangi seperti SCC.

APA SAJA GEJALA-GEJALANYA?

Kanker serviks tahap dini tidak menunjukkan gejala.
Segera temui dokter bila Anda mengalami gejala-gejala kanker serviks sebagai berikut:
  • Pendarahan vagina
  • Sakit punggung
  • Sakit saat buang air kecil dan air seni keruh
  • Konstipasi kronis dan perasaan kembung walaupun perut dalam keadaan kosong.
  • Rasa nyeri saat berhubungan seks dan keputihan
  • Salah satu kaki membengkak
  • Kebocoran urin atau feses dari vagina
 

CARCINOMA IN SITU (CIS ATAU CIN)

Carcinoma in situ (CIN) merupakan kumpulan sel pra-kanker ganas yang berada pada satu lokasi dan belum bergerak dari posisi awalnya serta menyebar ke bagian tubuh lainnya. Untungnya di Singapura dan negara-negara berkembang lainnya, penyebaran program skrining kanker serviks mampu mengurangi kasus kanker serviks yang invasif.
Pap smear dapat mengidentifikasi CIN pada serviks, di mana pengobatan dapat mencegah perkembangan kanker. Wanita direkomendasikan untuk melakukan Pap Smear sekurang-kurangnya setahun sekali mulai dari saat wanita tersebut berhubungan seksual, hingga usia 70 tahun. Bila dua diantara tiga dari hasil Pap Smear itu normal, para wanita dapat mengurangi frekuensi pemeriksaan menjadi dua hingga tiga tahun sekali. Namun, wanita dengan tingkat resiko tinggi (lihat bawah) dianjurkan untuk tetap melakukan pemeriksaan setahun sekali.
CIN tidak tumbuh pada semua wanita yang pernah terinfeksi HPV, dan tidak semua wanita yang memiliki CIN terkena kanker serviks. Seperti infeksi pada umumnya, banyak infeksi HPV sembuh secara otomatis karena sistem kekebalan tubuh.
Akan tetapi, beberapa jenis HPV tertentu dapat tinggal dalam serviks bertahun-tahun lamanya, mengubah susunan genetik sel serviks, yang mengubahnya menjadi dysplasia (pertumbuhan sel abnormal). Seiring dengan waktu, bila tidak dilakukan tindakan, dysplasia yang semakin parah dapat dan akan berkembang menjadi kanker serviks yang bersifat invasif.
CIN tidak menunjukkan gejala apapun. Inilah sebabnya skrining kanker secara rutin merupakan langkah pengobatan yang tepat, karena bila terdeteksi dini, CIN dapat diobati dengan peluang kesembuhan total.

APA YANG MENJADI PENYEBAB KANKER INI, DAN SIAPA YANG BERESIKO TERKENA PENYAKIT INI?

Terinfeksi Human Papilloma Viruses (HPV) merupakan sebab paling umum atau faktor utama terjadinya kanker serviks. Virus-virus ini ditularkan melalui hubungan seksual, baik oral maupun anal.
Setiap wanita yang aktif secara seksual memiliki resiko terkena kanker serviks. Akan tetapi wanita dengan partner seks lebih dari satu memiliki resiko yang lebih besar. Wanita yang melakukan hubungan seks tanpa pelindung sebelum umur 16 tahun memiliki tingkat resiko tertinggi.
Beberapa vaksinasi telah dikembangkan dan secara efektif membunuh HPV yang menjadi penyebab dari 70 hingga 85 persen kanker serviks. Vaksin HPV ditujukan untuk anak perempuan dan wanita dewasa dari usia 9 hingga 26 tahun karena vaksin hanya dapat bekerja sebelum infeksi terjadi. Akan tetapi, vaksinasi masih dapat dilakukan pada wanita yang belum aktif secara seksual pada usia dewasa. Mahalnya harga vaksin ini menjadi penyebab kekhawatiran. Akan tetapi, karena vaksin in hanya ditujukan untuk beberapa tipe kanker beresiko tinggi, wanita tetap harus melakukan Pap Smear, bahkan setelah vaksinasi.